Assalamu'alaikum
Sudah bukan rahasia lagi diantara para tetangga di rumah dan juga teman-teman saya, bahwa saya dahulu mempunyai satu sifat yang aneh sekali. Sifat saya yang satu ini benar-benar membuat banyak orang keheranan.. apa itu?..
Saya sangat tidak menyukai anak kecil..
Semakin kecil usia anak tersebut semakin saya tidak menyukainya.
Entah bagaimana ceritanya dan sejak kapan saya bisa memiliki sifat seperti itu, saya sendiri juga nggak ingat persis. Pokoknya saya merasa tidak suka anak kecil. Malah saya pernah "mengusir" seorang anak kecil yang hendak membeli jajan di toko ibu saya.. alasannnya sepele, gara-gara dia kelamaan memilih jajan apa yang hendak dia beli..
Pernah juga saat seorang rekan kerja yang baru saja melahirkan mencoba menggoda saya dengan "menyodorkan" bayinya kepada saya agar mau menggendongnya, saya hanya menjawab dengan tatapan dingin saat melihat bayi mungil tersebut. Bahkan ada tetangga saya pernah bertanya ke ibu saya, "nek mas Budy sesuk nduwe anak yok opo lho, budhe?" (kalau mas Budy besok punya anak bagaimana, Budhe?)
Sifat saya tersebut berlanjut meskipun saya sudah menikah hingga istri saya mengandung anak pertama. Kira-kira saat kandungan istri saya berusia 6-7 bulanan barulah saya mengalami titik balik. Waktu itu saya terjebak kemacetan dalam perjalanan pulang kerja. Di depan saya terdapat suami-istri berboncengan motor sambil menggendong bayi. Sang bayi digendong menghadap belakang.
Bayi tersebut terus menatap saya sambil tersenyum. Meskipun saya balas tatapannya dengan wajah cuek, dia tetap tersenyum. Malahan tangannya mencoba menggapai-nggapai seperti minta gendong. Saat itulah otak saya seperti ada yang "menggethok", dan saya seperti melihat wajah si jabang bayi tersebut terlihat semakin ganteng. Itulah pertama kalinya dalam sejarah saya tersenyum kepada anak kecil.
Saat si kecil sudah lahir, sayalah yang sering menyeka dan mengganti popoknya. Apalagi waktu Sinichi berusia 2 bulanan dan ibu mertua sudah tidak kuat memandikan, saya juga yang memandikan Sinichi. Ibu mertua dan istri saya tidak berani memandikan karena anak saya tersebut terlalu banyak gerak. Pokoknya saya melakukan semua yang tidak pernah saya bayangkan dan lakukan sebelumnya.
Jika saya sekarang mengingat hal tersebut, saya sendiri masih heran kenapa saya tiba-tiba bisa berubah.. toh saya tidak mengenal bayi di jalan waktu itu. Tidak ada bedanya bayi tersebut dengan bayi-bayi lainnya.. Atau mungkin saat itu saya diingatkan Allah bahwa saya sebentar lagi menjadi seorang ayah...?
Ya Alhamdulillah saya bisa berubah.. bayangkan saja seandainya sampai sekarang saya tetap tidak menyukai anak kecil.. kira-kira bagaimana jadinya ya?
#sruput kopi
Wassalamu'alaikum
Pernah juga saat seorang rekan kerja yang baru saja melahirkan mencoba menggoda saya dengan "menyodorkan" bayinya kepada saya agar mau menggendongnya, saya hanya menjawab dengan tatapan dingin saat melihat bayi mungil tersebut. Bahkan ada tetangga saya pernah bertanya ke ibu saya, "nek mas Budy sesuk nduwe anak yok opo lho, budhe?" (kalau mas Budy besok punya anak bagaimana, Budhe?)
Sifat saya tersebut berlanjut meskipun saya sudah menikah hingga istri saya mengandung anak pertama. Kira-kira saat kandungan istri saya berusia 6-7 bulanan barulah saya mengalami titik balik. Waktu itu saya terjebak kemacetan dalam perjalanan pulang kerja. Di depan saya terdapat suami-istri berboncengan motor sambil menggendong bayi. Sang bayi digendong menghadap belakang.
Bayi tersebut terus menatap saya sambil tersenyum. Meskipun saya balas tatapannya dengan wajah cuek, dia tetap tersenyum. Malahan tangannya mencoba menggapai-nggapai seperti minta gendong. Saat itulah otak saya seperti ada yang "menggethok", dan saya seperti melihat wajah si jabang bayi tersebut terlihat semakin ganteng. Itulah pertama kalinya dalam sejarah saya tersenyum kepada anak kecil.
Sinichi belum genap berusia 1 bulan, sedang tidur siang |
Saat si kecil sudah lahir, sayalah yang sering menyeka dan mengganti popoknya. Apalagi waktu Sinichi berusia 2 bulanan dan ibu mertua sudah tidak kuat memandikan, saya juga yang memandikan Sinichi. Ibu mertua dan istri saya tidak berani memandikan karena anak saya tersebut terlalu banyak gerak. Pokoknya saya melakukan semua yang tidak pernah saya bayangkan dan lakukan sebelumnya.
Jika saya sekarang mengingat hal tersebut, saya sendiri masih heran kenapa saya tiba-tiba bisa berubah.. toh saya tidak mengenal bayi di jalan waktu itu. Tidak ada bedanya bayi tersebut dengan bayi-bayi lainnya.. Atau mungkin saat itu saya diingatkan Allah bahwa saya sebentar lagi menjadi seorang ayah...?
Ya Alhamdulillah saya bisa berubah.. bayangkan saja seandainya sampai sekarang saya tetap tidak menyukai anak kecil.. kira-kira bagaimana jadinya ya?
#sruput kopi
Wassalamu'alaikum