Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Tuesday, November 26, 2013

ADIK UNTUK SINICHI

Assalamu'alaikum

Alhamdulillah.. Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya. Akhirnya rencana memberi seorang adik untuk Sinichi dikabulkan oleh-Nya. Sekarang ibunda Sinichi tengah hamil 4 bulan.

Jika diingat-ingat, sepertinya baru kemarin saja Sinichi lahir eh sekarang kok udah gede dan sudah pas dikasih adik. Saya masih ingat betul waktu mengganti popoknya, bahkan ketika saya ngelus-elus perut ibunya saat Sinichi masih dalam kandungan.

seminggu sebelum kelahiran Sinichi
Salah satu kenangan tak terlupakan adalah saat proses kelahiran Sinichi. Jam 11 malam saya mengantar ibunda Sinichi ke bidan naik sepeda motor berdua, dan kemudian diberitahu sang bidan bahwa sudah bukaan 3. Saya menemani disamping ibunda Sinichi selama proses melahirkan. Betapa besarnya perjuangan seorang ibu untuk melahirkan buah hatinya.

Tepat adzan Subuh berkumandang, hari Jum'at. tanggal 8 Agustus 2008, Sinichi lahir.. Alhamdulillah.. 
dan jam 6 pagi kami sudah diperbolehkan pulang oleh sang bidan.

Sampai rumah tiba-tiba terasa 2 jari tangan kanan saya, jari telunjuk dan jari tengah, linu teramat sangat. Saya baru teringat bahwa selama proses ibunda Sinichi melahirkan, kedua jari saya tersebut dia gunakan sebagai pegangan. Sudah berkali-kali saya pindah untuk pengangan di genggaman saya, selalu saja berubah pegangan hanya ke kedua jari saya.. mana diongkek-ongkek ke kanan-kiri nggak karu-karuan.. sakit tenan.

Sinichi belum genap usia 1 hari
di pangkuan ibunya
Jika digedong berontak terus ya akhirnya dibuka saja


Dan kini kami menunggu kehadiran adik Sinichi. Saya mohon Doa kepada sahabat-sahabat sekalian untuk kelancaran kehamilan istri saya kini dan kelahiran anak kami kelak. Terima kasih

Wassalamu'alaikum

Thursday, January 31, 2013

IKATAN SUAMI TAKUT ISTRI

Sekedar pengen berbagi cerita aja nih.. Pernah dulu ada rekan kerja yang dengan bercanda menjuluki saya sebagai anggota dari Ikatan Suami Takut Istri.. Apa sebab? karena saya sering kali menolak ajakan rekan-rekan kantor untuk mengadakan acara selepas pulang kerja, yah mungkin ajakan untuk karaoke, jalan-jalan, makan-makan, atau hanya untuk sekedar cangkruk di warkop. Jika ingat hal tersebut jadi tertawa sendiri. Masih ingat nggak sama sitkom 'Suami-Suami Takut Istri' yang dulu pernah ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi? Naaaah.. mungkin itu yang menjadi gambaran terhadap diri saya saat itu. Namun saya tahu lah bahwa rekan-rekan saya hanya sekedar bercanda sehingga tidaklah pantas kalau saya langsung mengacungkan keris atau melempar panci ke arah mereka sambil menyebut nama para penghuni kebun binatang satu persatu ^_^a


Baca juga :

Ketika saya becerita kepada istri saya, dia langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya (untung nggak sampai guling-guling sambil nangis). Sebenarnya saya punya alasan tersendiri kenapa selepas jam pulang kerja saya langsung pulang menuju ke rumah. Simpel saja sih alasannya.. karena saya ingin segera bertemu anak-istri. Terdengar aneh dan klise ya? tapi memang itulah alasan saya. Saya berangkat kerja dari rumah sekitar jam 7 pagi, berakhirnya jam kerja adalah jam 4 sore jadi kira-kira saya sampai rumah jam 5 petang, total 10 jam setiap harinya saya berada di luar rumah. Nah berarti hanya berapa jam waktu saya untuk keluarga saya terutama anak saya? belum lagi diselingi kegiatan lain-lainnya. Padahal anak saya jam 9 malam sudah saya haruskan untuk segera tidur dan dia biasanya bangun jam 5.30 pagi. Bukannya saya sok menjadi seorang ayah yang ideal, tapi menurut saya pribadi tidak adil bagi anak dan istri saya jika saya tidak memberikan "waktu" saya untuk mereka. meskipun alasan saya bekerja sebenarnya juga demi mereka juga.

Baca juga :
Yah itulah mungkin sedikit bagi-bagi cerita dari saya, dan saya tegaskan bahwa postingan ini bukan untuk menyalahkan atau menyindir pihak-pihak tertentu lho ya. Ini hanya sekedar uneg-uneg saya aja.. Saya yakin setiap masing-masing orang memiliki alasan yang baik atas apa yang dilakukannya.

Saturday, December 1, 2012

KEHIDUPAN SEORANG SUAMI / AYAH

Untuk para lelaki (terutama yang belum menikah), pernah dengar perkataan ini nggak? "Makanya cepetan nikah biar enak. Makan ada yang siapin, capek ada yang mijitin, pengen kopi ada yg bikinin, tidur ada yang nemenin". Saya yakin sebagian besar dari anda-anda pasti sudah pernah dengar. Lalu benarkah perkataan tersebut??

Saya akan jawab dengan singkat, jelas, dan padat.. BENAR !!

Berdasarkan pengalaman saya nih, menikah itu memang "enak".. saat subuh ada yang bangunin dengan belaian lembut di pipi diiringi bisikan pelan "sayang bangun gih.. udah subuh nih.." (tapi klo kita nggak bangun-bangun juga ya belaian yg lembut itupun berubah jadi belaian yg 'tidak' lembut  #plak plak#).. begitu udah bangun eeeehhh udah tersedia juga secangkir kopi nikmat.

Capek pulang kerja juga disambut senyuman manis sambil ditanya "ayah mau minuman dingin ato hangat??" duuuuuhhh pokoknya nyaman hati ini.. Saking nikmatnya kehidupan berumah tangga itu, bobot tubuhku langsung naik 10 kilo dibandingkan sebelum nikah dulu.

Baca juga :

kehidupan seorang suami, kehidupan seorang ayah, tugas suami, kewajiban suami, kehidupan keluarga, keluarga harmonis, rumah tangga

Tapi... (lho kok pakai tapi??) Jangan hanya dibayangkan kalau seorang suami akan dilayani bak seorang raja saja.. tolong diingat juga kalau seorang suami itu juga punya kewajiban. Dia harus bisa menafkahi, memimpin, mengayomi, juga melindungi keluarganya. Dari sini akan saya berikan beberapa contoh pengalaman saya betapa "keras"nya kehidupan seorang suami terlebih lagi yang sudah jadi ayah..

Namun sebelumnya saya minta maaf terlebih dahulu kalau salah satu contoh yang saya berikan mungkin terkesan agak gimana gitu, tapi itu adalah sebuah realita yang harus dihadapi seorang suami/ayah :)

Baiklaaah.. ini beberapa contohnya :
  • Pernah suatu malam saat Surabaya diguyur hujan lebat, kebetulan pipa pembuangan air dari atap buntu tertutup dedaunan yg rontok. alhasil, air meluap kedalam plafon dan dengan suksesnya menjebol plafon sehingga ruang tamu kebanjiran. berhubung sepertinya hujan bakalan berlangsung lama, ya mau ndak mau harus naik ke atas genting untuk betulin pipa pembuangan. bayangin.. malam-malam hujan angin harus naik genting. resikonya bisa jatuh terpeleset atau kesambar petir tuh. Alhamdulillah setelah setengah jam lebih di atas genting, semuanya bisa teratasi dengan lancar. Dan besok paginya, punggung dipenuhi banyak tato bergaris warna merah.. kerokan.
  • Contoh yang selanjutnya ini agak 'heboh' lho. Pulang kerja langsung makan nasi pecel yg disiapin istri tercinta, sambil nonton TV di kamar. Disamping saya ada Sinichi, yang saat itu berusia 8 bulan, sedang tertidur. Lagi enak-enaknya makan nasi pecel sambil "muluk" (makan tanpa sendok, hanya pakai jari tangan), kok tiba-tiba ada bau tidak sedap.. begitu menoleh kesamping..  DIIEEENG !! Sinichi sudah buang air besar di popok-nya... mana sang ibu tadi minta ijin keluar rumah sebentar lagi.. ya sudahlah.. taruh piring, cuci tangan, lalu ganti popok dan basuh sinichi dari sisa-sisa 'pub'-nya, setelah itu cuci popok biar bersih dari kotoran kemudian jemur. Dan... makan pecel sambil 'muluk' dilanjutkan kembali.. ^_^v

Gimana? sudah dapat bayangan nggak bagaimana kehidupan seorang suami atau ayah? saya menulis ini bukan dengan maksud menakuti-nakuti lho.. Terus terang, melakukan hal-hal tersebut untuk keluarga bisa menimbulkan kebanggaan dan kepuasaan tersendiri. Bangga dan puas apabila istri dan anak-anak kita bisa tersenyum bahagia..

Contoh yang saya berikan diatas hanyalah sebuah 'pengorbanan' kecil saja dari seorang suami, masih banyak para suami di luar sana yang 'pengorbanannya' jauh lebih besar daripada saya
Apa yang saya tulis diatas bukanlah bernaksud untuk menggurui atau mempengaruhi teman-teman lho ya. Hanya sekedar berbagi pengalaman saja. Semoga sharing saya kali ini bisa berguna untuk teman-teman ( walaupun sebenarnya postingan ini nggak ada manfaatnya sama sekali )  ^_^

Saturday, November 24, 2012

Tips Memilih Pasangan Hidup

Jika kita ditanya orang lain, ingin kriteria seperti apa untuk pasangan hidup kita kelak? pasti beragam donk jawabnya.. ada yang ingin suami cakep ato istri yang cantik, ada yang ingin punya suami kaya raya ato setidaknya mertua yang kaya raya, atau pasangan hidup yang sholeh dan sholikhah... banyak banget dah pilihannya...

lha itu kalo kita bisa milih, bagaimana jika kita tidak bisa milih sendiri alias dijodohkan.. mungkin ada yang pasrah kayak cerita Siti Nurbaya, ada yang biasa aja, ada yang berontak pake acara minggat dari rumah, bahkan yang paling parah nih sampai niat bunuh diri minum es 3 rombong (haadeeww.. betapa tersiksanya..)
Nah saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya dalam mencari pasangan hidup saya. tapi sebelumnya ijinkan saya untuk menunjukkan hasil perjuangan yang saya lakukan hingga titik keringat penghabisan tersebut....  Inilah dia:

tips memilih pasangan hidup, kriteria pasangan hidup, kriteria ideal pasangan hidup, memilih calon istri, memilih calon suami, sharing, istriku - sinichinet



Pada dasarnya saya memilih pasangan hidup itu berdasarkan tiga kriteria dasar yaitu :

1. Cocok Jadi Anak Bagi Orang Tua Saya.
2. Cocok Jadi Ibu Bagi Anak-anak Kami Kelak.
3. Cocok Jadi Istri Saya.

    Sekarang mari kita akan bahas satu persatu ya

      # Cocok Jadi Anak Bagi Orang Tua Kita

      Terus terang, orang tua adalah yang paling utama bagi saya. Makanya saya menempatkan kriteria ini di nomer pertama. Kita semua pasti ingin donk pasangan hidup kita bisa akur dengan orang tua kita.

      Saya senang banget lihat istri saya bisa bercanda dengan kedua orang tua saya, juga senang banget bisa lihat istri dan ibu saya pergi belanja bareng. Anda pasti ingin juga seperti itu kan??

      Memang terkadang orang tua terkesan 'cerewet' dalam menilai calon pasangan kita. Yang harus inilah.. yang harus itulah.. Tapi jangan berburuk sangka dulu. Berpikir positiflah dahulu bahwa itu adalah bentuk kekhawatiran orang tua kita terhadap kehidupan kita kelak. Mulailah pelajari apa aja keinginan orang tua sebenarnya dan komunikasi yang baik adalah caranya.

      Saya rasa orang tua sendiri juga sudah bisa menyadari bahwa tidak semua kriteria yang ditetapkannya itu bisa kita penuhi jadi anda jangan langsung menjawab dengan nada protes jika ada kriteria dari orang tua yang tidak anda sukai. Santai aja teman...

      Ibaratnya anda tidak akan bisa langsung menghentikan laju jalan orang yang berbadan jauh lebih tinggi dan besar dengan cara menghadangnya langsung tanpa melukai diri sendiri. Iringi dia jalan, ajak bicara dan rangkul dia sambil perlahan-lahan belokan atau hentikan jalannya.


      # Cocok Jadi Ayah/Ibu Bagi Anak-anak Kita Kelak

      Ini adalah kriteria kedua yang saya tetapkan. Kita tentu saja tidak mau anak-anak kita terlantar gara-gara suami/istri kita tidak perhatian dengan anak kita. Orang tua harus perhatian kepada anak entah itu masalah pendidikan, kesehatan, keperluannya, dan lain-lain. Karena itu adalah salah satu cara membentuk pribadi anak kita.

      # Cocok Jadi Suami/Istri Kita

      Ini adalah kriteria saya yang terakhir. Saya menempatkannya di posisi terakhir bukan berarti saya harus mengalah dan menomor kesekiankan keinginan pribadi saya. Saya juga mau punya istri yang cantik, seksi, pinter masak, atau apalah kriteria-kriteria menarik lainnya. saya menempatkan di posisi terakhir itu karena kriteria ini lebih mudah dicari daripada 2 kriteria diatas.

      Banyak kok di dunia ini cowok yang ganteng dan gagah, atau cewek yang centik dan seksi... tinggal pilih aja (masalahnya cuma satu, mereka mau nggak dengan kita.. uups..)

      Itulah penjelasan ketiga kriteria yang saya terapkan dalam memilih pasangan hidup saya. Jujur sejujurnya, dalam masa pencarian saya, terutama untuk kriteria pertama dan kedua, saya bahkan harus 'memendam agak dalam' perasaan 'CINTA' di hati saya karena harus bolak-balik putus-ganti-putus-ganti dengan beberapa orang gadis. Bukan berarti mereka banyak 'kekurangan' sehingga tidak saya pilih, ada beberapa kasus yang justru 'kekurangan' tersebut berasal dari saya (Tapi mohon maaf tidak bisa saya sebutkan disini ^_^ ).

      Waktu itu saya cuma yakin bahwa cinta itu bisa datang belakangan dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, dan ternyata memang seperti itu... dan apakah anda tau, ternyata istri saya pun berprinsip demikian. saya baru tahu setelah 1 tahun kita menikah. Kini usia pernikahan kami udah 5 tahun dan tidak pernah terjadi masalah apa-apa yang sekiranya heboh gitu..... :D

      Baca juga :

      Berbicara tentang memulai hubungan dengan tanpa rasa cinta, saya ingin menyarankan kepada teman-teman yang dijodohkan oleh orang tuanya untuk tidak langsung bilang 'TIDAK' terlebih dahulu. Alangkah baiknya anda kenal dulu 'jodoh' yang diberikan oleh orang tua anda.

      Memang sih ini bukan jamannya Siti Nurbaya, tapi apakah anda yakin bahwa 'jodoh' pilihan anda sendiri itu lebih baik dari 'jodoh' yang dikenalkan oleh orang tua anda?? Mungkin anda bisa belajar dari orang-orang sekitar anda. Teman saya sendiri dijodohkan dan usia perkawinannya sekarang 7 tahun, juga tidak ada masalah yang berarti.

      Saya tidak menyarankan bahwa memulai hubungan harus tanpa rasa cinta karena bagaimanapun rasa cinta itu adalah sebuah anugerah yang indah yang diberikan oleh Allah SWT. Memulai hubungan dengan rasa cinta itu sangatlah baik, tapi jika tidak memungkinkan seperti itu bukan berarti dunia mau runtuh kan?

      Wednesday, October 24, 2012

      NAFKAH YANG HALAL UNTUK KELUARGA

      Kali ini saya ingin sharing salah satu nasihat dari almarhum kakek. Beliau dahulu sering sekali memberi saya nasihat-nasihat setiap kali kami bertemu. Yah walopun banyak dari nasihat-nasihat beliau kala itu tidak langsung terserap di hati dan pikiran saya.. maklum waktu itu masih remaja dan belum merasa perlu :p
      Nasihat kakek ini Ringan tapi Berat, Pendek tapi Panjang.. ('.'  )a

      Hah?

      Mengapa saya katakan Ringan tapi Berat, Pendek tapi Panjang? karena jika hanya diucapkan dan didengarkan aja memang terasa RINGAN dan PENDEK.. tapi sangat BERAT untuk dilakukan dan sangat PANJANG sekali manfaatnya..

      Beliau berpesan kepada saya jika kelak saya punya anak-istri berilah nafkah yang halal untuk mereka, karena jika tidak itu sama dengan saya menyuruh mereka makan sebuah bara api......

      . . . . . . . . . . . . . . . . . .

      kebayang nggak jika kita makan sebuah bara api?

      Nasihat kakek benar sekali karena suatu hari saya pernah mendengar ceramah seorang ustad yang menerangkan perihal nafkah yang halal utk keluarga. Ustad tersebut mengatakan selain dari turunan karakter orang tua (karena memang anak adalah salinan "blue print" dari orang tua), karakter anak juga dibentuk dari nafkah yg diberikan orang tuanya kepada mereka. Maka jika ada sikap, karakter/sifat, atau tindakan anak yang membuat orang tua tidak berkenan, disarankan sebelum menegur atau memarahi anak alangkah baiknya orang tua intropeksi dahulu... Apakah ada sifat/karakter tersebut jg dimiliki orang tua, atau dahulu saat masih muda jg pernah melakukan hal yg sama kepada orang tuanya. Setelah itu intropeksi tentang cara mendidik anak sudah benar atau belum.. dan yg terakhir namun tidak kalah penting adalah intropeksi tentang nafkah yg diberikan kepada sang anak itu didapat dengan cara halal atau tidak.... Dengan intropeksi terlebih dahulu, maka orang tua bisa memberikan "rasa marah" dan "hukuman" dengan "takaran" yg tepat kepada anak :)

      Menurut ustad tersebut kemudian, jangan kaget kalau sekarang banyak anak-anak yang berani membantah orang tua, berani misuhi (ngumpat) orang tua, pakai narkoba, dsb.. ya karena kita sebagai orang tua tidak memberi nafkah yang halal kepada anak, atau setidaknya terselip (baik disengaja ataupun tidak) nafkah yang tidak halal...


      . . . . . Ayo monggo kepada seluruh orang tua, kita belajar bareng gimana caranya agar keluarga kita tidak menyentuh apalagi makan bara api meski itu sekecil apapun . . . . .

      Mungkin cukup segini saja sharing saya kali ini. Jika ada dari para sahabat yg ingin menambahi saya persilahkan :)

      Artikel menarik lainnya :
      • Menghadapi Masalah Rumah Tangga klik disini
      • Memilih Pasangan Hidup klik disini
      • Mengapa Aku Dilarang Ortu? Ortu Tidak Adil klik disini
      • Alasan Dibalik Bikin Blog Ini Adalah... klik disini

      Saturday, October 13, 2012

      TIPS MENGHADAPI MASALAH RUMAH TANGGA

      Assalamu'alaikum

      Tidak dipungkiri kalau dalam menjalani kehidupan rumah tangga kadang timbul riak-riak masalah baik itu kecil ataupun besar. kata orang sih itu bumbu kehidupan rumah tangga, tapi kalau tidak tepat penanganannya ntar malah jadi berabe. Ibaratnya kalau makanan jadi terlalu asin atau pedas.. kan jadi tidak enak dimakan.

      Nah tips cara menghadapi masalah rumah tangga ini cocok dipelajari terutama bagi pasangan yang baru menikah dan tinggal di pondok mertua indah ( tapi yang sudah lama menikah dan/atau udah punya rumah sendiri juga ndak apa-kok ). Lha pasangan baru kok berantem? ndak mungkin lah.. eiiits.. sapa bilang pasangan baru ndak mungkin berantem? justru pasangan barulah yang rentan terkena masalah, tp bukan bermaksud mendoakan lho ya.. :)


      Baca juga :

       Langsung to the point aja ya. So langsung aja cekidot tips-tips nya :

      1. PERMASALAH JANGAN SAMPAI KELUAR KAMAR

      Usahakan jika ada masalah jangan sampai masalah tersebut keluar dari kamar tidur anda. Dengan kata lain hanya anda dan pasangan anda saja yang mengetahuinya. Orang tua, saudara, apalagi anak-anak anda sebisa mungkin jangan ada yang mengetahui jika anda dengan pasangan anda ada masalah. Bicarakan dan selesaikan permasalahan anda berdua hanya didalam kamar. Disini dituntut kedewasaan anda berdua karena anda harus membicarakan dengan suara dan intonasi yang tidak tinggi serta pengertian dari masing-masing pihak. Juga harus menahan diri agar tidak melakukan kekerasan fisik kepada pasangan. Jangan sampai ada orang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya tahu bahwa anda ada masalah karena (maaf) terkadang saran dari pihak lain justru tidak menyelesaikan masalah malah menambah runyam suasana.

      Lantas bagaimana harus bersikap di luar kamar? bersikap wajar saja seperti tidak ada apa-apa diantara anda berdua. Sulit? tentu saja.. siapa bilang gampang.. kita harus berakting seperti bintang sinetron profesional nih. Meskipun ada rasa marah atau jengkel kepada pasangan, kita harus tetap tersenyum ke dia, ngobrol, belai rambutnya, mijitin dia (uuuughh.. padahal rasanya pingin ngomel-ngomel plus nampar... hahahaha becanda.. becanda..) Tapi dibalik kepura-puraan anda itu ada keuntungannya lho.. seperti apa? melihat pasangan tersenyum, ngambilin kita minum atau makanan, bercanda dengan kita, dsb bisa me-refresh pikiran dan emosi kita. kita bisa melihat kembali sisi positif atau hal-hal baik dari pasangan kita. Itulah salah satu modal awal yang sangat penting.

      Lalu anda harus merubah "hati" anda, maksudnya ialah saat dalam proses ber"pura-pura" ini, jika awalnya anda melakukan sesuatu untuk dia dengan tidak sepenuh hati, maka kali ini lakukan dengan sepenuh hati dan ikhlas. Insyaallah dengan begitu kita akan beranggapan bahwa apa yg pasangan kita lakukan untuk kita adalah dengan keikhlasan juga. Hal itu untuk menumbuhkan benih-benih MAAF di hati kita. Setelah itu kita intropeksi diri masing-masing. Coba renungkan sudah benarkah hal yang telah anda tuduhkan ke pasangan anda, dimana letak kesalahan yang telah anda lakukan serta dampaknya untuk pasangan anda. Namun jangan pernah sekali-kali berpikiran untuk mencari pembenaran dan pembelaan diri. Kemudian kita bicarakan kembali baik-baik dengan pasangan kita hingga masalah tersebut tuntas. Jangan lupa berdoa semoga diberi petunjuk oleh Allah jalan keluar yang terbaik.

      2. PERMASALAHAN JANGAN SAMPAI KELUAR RUMAH

      Namun jika masalah belum sempat terselesaikan dan akhirnya terlepas keluar kamar sehingga orang tua, sodara, atau anak-anak kita mengetahuinya, usahakan jangan sampai permasalahan tersebut keluar dari rumah. Bagaimana caranya?
       Meskipun orang-orang serumah sudah tahu bahwa anda dan pasangan sedang ada masalah, tetap saja anda berdua tidak diijinkan untuk meluapkan emosi seenaknya saja.. jangan lantas berbicara dengan berteriak-teriak, melakukan kekerasan fisik, atau banting barang kanan-kiri ( ada piring terbang, panci terbang, cobek terbang.. ckckckck) Tetap kembali lakukan cara-cara seperti point no.1 diatas. Jika ada saran dan petunjuk dari orang tua dan sodara, jangan diterima dengan mentah-mentah apalagi saran-saran tersebut ada kesan menyalahkan salah satu pihak.. pilah-pilah dengan bijak

      3. PERMASALAHAN SUDAH DIKETAHUI PAPARAZI DAN TETANGGA ^_^a

      Nah jika memang permasalahan kita udah jadi konsumsi masyarakat alias tersebar ke telinga tetangga-tetangga kita, jangan panik. Jika masalah sudah selesai sih tidak apa-apa.. lha kalo belum?? kembali aja ke prinsip no. 1.. (lagi-lagi no.1... apaan seh penulis ini...) tapi emang benar kan? emang ada untungnya bagi kita jika kita berantem dengan pasangan sambil diliatin orang-orang gitu?

      Baca Juga :

      aaaaahhhhh.. selesai sudah menulis tipsnya.. jari sampai keriting nih. Tips diatas silahkan dicoba dan diterapkan siapa tahu bisa berguna bagi teman-teman semua (terutama yang sedang menghadapi masalah rumah tangga.. hehehe..)

      NOTE : Tips menghadapi masalah rumah tangga diatas adalah komitmen saya dan istri saya yang telah kami bicarakan dan sepakati berdua dari awal menikah dulu. Alhamdulillah hingga sekarang tiap menghadapi masalah hanya sampai point no.1 dan selalu selesai dalam waktu 1-2 hari saja ^_^v

      Wassalamu'alaikum

      Friday, October 5, 2012

      MENGAPA AKU DILARANG? ORTU TIDAK ADIL...

      Pernahkah diantara adek-adek merasa bahwa ortu bersikap kurang adil? sering kali melarang-larang kita? terlalu over protective? Orang tua melarang kita pergi padahal kita sudah berjanji kepada teman-teman bahwa kita akan ikut serta. Jika kita tanya "kenapa?" jawabannya hanyalah "pokoknya bla.. bla.. bla" atau bahkan tidak ada jawaban sama sekali. Wuuuiiits... langsung deh bibir jadi tambah moncong 5 senti.

      Atau kita ingin berpacaran dengan si "A" tapi ortu tidak setuju.. segera deh ambil bak dan diisi air mata, nangis semalaman. Atau juga harus pulang tidak lebih dari jam 22.00, Whatssss? padahal bintang tamu konser musiknya nya aja baru naek pentas jam 23.00.

      Atau mungkin saat dilarang oleh ortu, adek-adek ada pemikiran "aaaah.. jaman remaja ortu dulu kan beda bila dibandingkan jaman sekarang.." Ya pastilah beda banget geetoohh..

      Jika iya, saya sarankan tolong segera dihapus pemikiran dan perasaan seperti itu. Lho kenapa?

      Dampak negatif dari salah pergaulan atau salah ambil keputusan baik itu jaman dulu ataupun jaman sekarang adalah sama, yaitu MERUSAK MASA DEPAN. Contohnya seperti mulai dari menurunnya nilai pelajaran, hamil diluar nikah, bahkan bisa juga yang terparah : kehilangan nyawa akibat narkoba, kebut-kebutan, atau tawuran.

      Pemahaman bahwa ortu tidak adil, over protective, atau nggak gaul itu dikarenakan adek-adek hanya memandang permasalahan tersebut dari sudut pandang "anak" saja, padahal disini ada dua sudut pandang yang berbeda yaitu "anak" dan "ortu". Pernahkan adek-adek memandang dari sudut pandang "ortu"? Mungkin sulit bagi adek-adek jika disuruh memandang dari sudut pandang "ortu" tapi akan saya coba memberi contoh gambaran melalui sudut pandang "ortu" dari pengalaman saya sendiri, seperti di bawah ini :

      Pernah anak saya, Sinichi (4 thn), melempar-lempar pasir ke udara sehingga banyak debu beterbangan (Menurut saya hal tersebut berbahaya karena pasir dan debu bisa masuk ke matanya, juga bisa masuk ke paru-paru melalui pernafasan. selain itu bisa mengganggu orang disekitarnya). Saya sudah mengingatkan agar dia berhenti hingga 2 kali, yang ketiga kali saya datangi dia dan saya cubit betisnya hingga dia meringis menahan sakit. Saat malam hari ketika dia sudah tertidur, saya tidak sengaja melihat betisnya tepat dimana saya mencubit tadi tampak berwarna kebiruan. Sontak saya terkejut dan menangis melihatnya. langsung saya peluk dan cium dia. Saya benar-benar menyesal, meskipun tidak saya tunjukkan secara langsung ke Sinichi keesokan harinya.

      Atau saat Sinichi bermain bersama teman-teman sebayanya disekitar genangan air, saya spontan melarang dia untuk bermain air yang notabene agak kotor tersebut. Dia menuruti apa yang saya larang. Kala teman-temannya gembira bermain air, dia hanya melihat saja. Sinichi tertawa gembira melihat teman-temannya bermain air sambil menggerak-gerakkan tangannya seolah-olah dia ikut memegang air tersebut. Melihat senyum, tertawa, dan tingkahnya yang polos seperti itu hati saya benar-benar sedih sudah melarangnya untuk ikut bermain air. Saya melirik istri saya, terlihat dari cara istriku tersenyum saat melihat Sinichi, saya yakin kalau dia juga memiliki perasaan yang sama seperti saya... SEDIH. Tapi bagaimanapun juga kami harus melakukannya..

      Sebenarnya banyak sekali contoh-contoh gambaran dari sudut pandang ortu yang bisa saya berikan tapi cukuplah 2 hal di atas saja yang saya ceritakan. Nah point yang ingin kami berikan kepada adek-adek semua adalah :

      1. Saat ortu melarang, bukanlah "kekuasaan" atau "keegoisan" yang ingin ditunjukkan, melainkan "kasih sayang", "kekhawatiran", dan "perhatian".
      2. Bukanlah rasa "puas" dan "bangga" yang ortu dapatkan sesudah memberi hukuman kepada anak, tapi rasa "menyesal" dan "sedih" yang didapatkan ortu. Apalagi ketika sang anak menangis, sedih, kecewa, atau bahkan kesakitan akibat hukuman ortu. Tapi ortu harus melakukannya demi kebaikan anak meskipun bertentangan dengan perasaannya.

      Apakah adek-adek masih menganggap ortu tidak adil setelah membaca sedikit penjelasan tentang perasaan ortu di atas?

      Jika adek-adek menghadapi larangan ortu, yang perlu dilakukan pertama kali adalah diam dan tetap berfikir positif. Lalu pikirkan ulang dengan tenang tentang larangan ortu tersebut. Tapi jika adek-adek terlajur emosi dan marah, segera ingatlah 2 point yang saya sebut diatas. Dan yang terpenting dari semuanya adalah BERDOA. Minta kepada ALLAH agar diberi petunjuk dan bimbingan untuk menghadapi masalah ini, Insyaallah adek-adek akan menemukan jalan keluar yang terbaik.

      Baca juga sharing yang lain :
      • Menghadapi Masalah Rumah Tangga klik disini
      • Memilih Pasangan Hidup klik disini
      • Alasan Dibalik Bikin Blog Ini Adalah... klik disini