Tersebutlah di sebuah negeri antah berantah akan diadakan pemilihan Raja baru. Dalam pemilihan ini, rakyat negeri tersebut diperkenankan memilih sendiri para calon raja yang sudah terdapat dalam daftar. Nama negeri tersebut adalah negeri "SUGIH"
Meskipun negeri Sugih hanyalah sebuah negeri kecil, namun memiliki sumber daya alam yang melimpah. Karena itulah banyak sekali yang ingin menjadi raja disitu. Negeri Sugih memiliki 100 rakyat yang memenuhi syarat ikut pemilihan raja baru.
Dalam pemilihan kali ini, terdapat 3 calon raja yang akan bersaing. Singkat cerita, agar calonnya bisa terpilih, semua tim sukses calon-calon raja melakukan segala cara termasuk memberi "hadiah" uang kepada para masyarakat.
Diantara semua penduduk negeri Sugih, ada seseorang yang terkenal akan kejujuran dan kecerdikan yang dimilikinya.. Sebut saja Pak Sabar.
Suatu pagi, Pak Sabar didatangi tim sukses A.
Pak Sabar : Wah ada tamu, monggo silahkan masuk
Tim Sukses A : Makasih, pak. Kami langsung saja. Kami datang kesini untuk memberikan bingkisan asalkan Pak Sabar harus memilih partai A.
Pak Sabar : Tapi saya . . . . . . . . (Pak Sabar belum selesai bicara namun segera dipotong)
Tim Sukses A : jangan lupa coblos partai A ya, pak. Permisi..
Mereka kemudian meninggalkan Pak sabar yang masih terbengong-bengong.
Tak berapa lama datang juga tim sukses dari partai B & C secara bergantian menemui Pak Sabar, dan kejadian seperti dengan tim sukses partai A pun terulang. Pak Sabar kebingungan.. apa yang harus dia lakukan... Siapa yang harus dia pilih?? Tiba-tiba terbersit ide di benaknya.
Pemilu pun berlangsung. Semua warga berbondong-bondong mengikuti. Hingga penghitungan pencoblosan, diperoleh hasil berikut :
Dari 100 suara
Partai A : 33 suara
Partai B : 33 suara
Partai C : 33 suara
Tidak sah : 1 suara (karena semua foto calon raja dicoblos)
Hasil yang imbang dan 1 suara yang tidak sah membuat orang-orang bertanya-tanya.. suara milik siapa itu? Dan selidik punya selidik diketahui bahwa suara tersebut adalah milik Pak Sabar. Para tim sukses ketiga raja menemui Pak Sabar sambil marah-marah. Salah satu diantaranya berkata "Pak Sabar!! Kenapa kamu tidak memilih partai kami?! Kamu kan sudah menerima hadiah dari kami?!" dilanjutkan oleh yang lainnya, "Benaar.. kamu tidak jujur. berarti kejujuranmu itu palsu!!"
Pak Sabar hanya tersenyum dan berkata, "Sebentar.. berapa orang yang kalian beri uang dari masing-masing kalian?"
"Kami memberi 100 orang" jawab mereka hampir serempak.
Pak Sabar melanjutkan, "Tapi masing-masing dari kalian hanya mendapatkan 33 suara saja kan? terus selain suara saya, kemana yang 66 suara lainnya?"
Tak ada jawaban yang keluar sama sekali dari mulut mereka....
Pak Sabar kembali berkata, "Nah sedangkan saya.. kalian semua kan memberi saya uang, ya akhirnya saya coblos saja semuanya.. apakah ini berarti saya tidak jujur?"
Akhirnya mereka meninggalkan Pak Sabar sambil bersungut-sungut
- - - - - - - - - - - - - - -
Peringatan : cerita diatas adalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian itu hanya kebetulan (semoga.....). Cerita diatas tidak ada maksud untuk menyindir pihak-pihak tertentu karena hanya untuk hiburan semata (tapi jika tetap merasa tersindir ya gimana lagi..... capek deh....)