Alkisah, ada seorang raja yang mempunyai hobi kuliner. Hampir semua masakan enak sudah pernah ia rasakan, sehingga sang raja mulai merasa bosan. Ia ingin mencicipi masakan yang paling nikmat di dunia sehingga ia akhirnya mengadakan KONTES MEMASAK SEDUNIA. Diundanglah para juru masak ternama di dunia untuk membuat masakan yang paling maknyus. namun hasilnya ternyata mengecewakan. Sang raja tidak menemukan makanan yang enak. rasanya standart sehingga raja mengumumkan pembatalan kontes sebab tidak ada pemenang.
Tiba-tiba ada seorang kakek tua mengajukan diri. Ia mengaku bisa menciptakan masakan paling nikmat di dunia. Tapi sang kakek mengajukan syarat. Karena begitu specialnya, masakan itu harus dimasak dan dimakan di atas gunung. Sang raja juga tidak boleh dibantu seorangpun dalam mendaki gunung. Semua syarat tersebut disetujui raja.
sumber gambar : resepmasakanterbaru.com |
"Silahkan paduka menikmatinya" sang kakek menawarkan hasil masakannya.
Dengan lahap raja menghabiskan sup itu. Sungguh, baru kali ini ia menikmati sup senikmat itu. Setelah habis, sang rajapun bertanya, "Sup apa ini? Rasanya luar biasa."
"Hanya sup jamur bisasa, paduka." jawab sang kakek.
"TIDAK MUNGKIN !! Bagaimana bisa senikmat ini !?" sanggah raja.
Kakek tersenyum, "Itu karena paduka memakannya ketika butuh, yaitu saat paduka benar-benar lapar. Selama ini paduka makan hanya berdasarkan keinginan bukan karena kebutuhan. Paduka makan hannya karena ingin makan, termasuk ketika paduka masih kenyang. Itulah yang membuat masakan koki istana terasa hambar. Saya membawa paduka ke puncak gunung bukan untuk mencari masakan ternikmat di dunia, tapi untuk mencari rasa lapar ternikmat." tutur sang kakek.
Dari sepenggal cerita di atas, sudah seharusnya kita mengambil hikmahnya. Berhati-hatilah jika kita sudah tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, karena itu bisa memicu ketidak syukuran kita terhadap apa yang telah Allah anugerahkan. Selalu memanjakan keinginan di atas kebutuhan justru akan membuat hidup terasa hambar karena tidak bisa merasakan nikmatnya memenuhi kebutuhan. Hanya memenuhi kebutuhan sewajarnya dan berbagi dengan sisanya, akan membuat seseorang lebih menikmati sesuatu meski sesuatu itu adalah hal yang sederhana.
Sumber referensi :
Majalah Nurul Hayat Edisi 100 (Mei 2012)
Rubrik Rehat (Hal 45)
Baca juga artikel HIKMAH lainnya :
Sumber referensi :
Majalah Nurul Hayat Edisi 100 (Mei 2012)
Rubrik Rehat (Hal 45)
Baca juga artikel HIKMAH lainnya :