Pemuaian zat cair terjadi pada saat zat cair tersebut dipanaskan. Pada zat
  cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal
  muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat
  cair itu maka semakin besar muai volumenya.
    Besarnya pemuaian pada benda cair dapat ditentukan dengan menggunakan
    persamaan sebagai berikut :
    
  
      ΔV = V0γΔT = V03αΔT = 3V0αΔT
    
  Keterangan :
  
    ΔV = perubahan volume suatu benda (m3)
  
  
    V0 = volume awal benda (m3)
  
  γ = adalah koefisien muai volume (/°C)
  ΔT = perubahan suhu (°C)
  
  Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya
  walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya
  menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair erkait dengan pemuaian tekanan
  karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair, padat dan gas
  disebut titik tripel (triple Point).
  A. Titik Tripel (Triple Point) Pemuaian Zat Cair
  Seperti halnya dengan zat padat, pemuaian berbagai jenis zat cair juga tidak
  sama, tergantung kepada jenis zat caimya. Pemuaian pada zat cair menyangkut
  dimensi volume. Besamya nilai pemuaian pada beberapa jenis zat cair berbeda-
  beda.
- Pemuaian pada alkohol lebih besar daripada pemuaian gliserin.
 - Pemuaian pada minyak parafin lebih besar daripada pemuaian gliserin.
 - Pemuaian pada gliserin lebih besar daripada pemuaian pada raksa.
 - Pemuaian pada alkohol lebih besar dari pemuaian air.
 - Pemuaian pada air lebih besar daripada pemuaian minyak kelapa.
 
![]()  | 
| Titik tripel Pemuaian Zat Cair | 
  Dengan demikian, pemuaian pada zat cair dipengaruhi oleh jenis zat caimya.
  Untuk dapat membedakan pemuaian antara satu jenis zat cair dengan zat cair
  lainnya, berikut ini tercantum nilai koefisien muai volume pada beberapa jenis
  zat cair.
  Koefisien Muai Volume pada beberapa jenis zat cair dalam satuan /°C
| Jenis Zat | Koefisien Muai Volume /°C (γ) | 
| Aseton | 
        0.00150 | 
      
| Parafin | 
        0.0009 | 
      
| Alkohol | 
        0.00120 | 
      
| Raksa | 
        0.00018 | 
      
| Gliserin | 
        0.0005 | 
      
  B. Koefisien Muai Volume pada Beberapa Jenis Zat Cair
  Sifat pemuaian zat cair, yang lebih besar dibandingkan dengan pemuaian zat
  padat menjadi dasar dari cara bekerjanya termometer raksa dan termometer
  alkohol. Pemuaian pada air akan mengalami keanehan. Apabila kita mengamati
  perubahan air pada saat dipanaskan sampai suhu 4°C akan menampakkan keanehan.
  Pada kondisi tersebut, permukaan air menurun yang berarti volumenya mengecil,
  sedangkan massa jenisnya terbesar. Peristiwa keanehan air pada suhu tersebut
  disebut anomali air.
  Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0°C sampai 4°C volumenya tidak
  bertambah, akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan
  anomali air. Oleh karena itu, pada suhu 4°C air mempunyai volume terendah.
  Hubungan volume dengan suhu pada air dapat digambarkan pada grafik berikut:
  Pada suhu 4°C, air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air
  memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikkan dari 0°C-4°C akan menyusut, dan bila suhunya dinaikkan dari 4°C ke atas akan memuai.
  Hubungan antara suhu dan volume air dapat digambarkan pada gambar diatas.
  Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah pasti mengalami pemuaian.
  Peristiwa yang terjadi pada air itu disebut anomali air. Hal yang sama juga
  terjadi pada bismuth dengan suhu yang berbeda. Kecepatan pemuaian pada
  berbagai macam zat berbeda-beda, begitu juga pemuaian zat cair

